Tanda kedua adalah iming-iming keuntungan yang terlalu tinggi atau tidak realistis. Ingatlah bahwa dalam investasi, keuntungan selalu diiringi dengan risiko. Jika imbal hasil yang ditawarkan terlalu tinggi dan tidak masuk akal, bisa jadi itu adalah investasi bodong yang hanya ingin memperdaya Anda. Jangan terjebak dalam janji-janji palsu yang hanya menggiurkan.
Tanda berikutnya adalah informasi yang tidak jelas atau terlalu rumit. Pelaku investasi bodong cenderung memberikan informasi yang ambigu, tidak transparan, atau menggunakan bahasa yang sulit dipahami. Mereka berharap calon investor akan bingung dan tidak mendalami informasi lebih lanjut. Oleh karena itu, selalu cari tahu lebih lanjut tentang investasi tersebut, pelajari risiko yang terkait, dan pastikan semua informasi yang diberikan jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Contoh investasi ilegal yang pernah menjadi perhatian publik adalah kasus First Travel, dimana perusahaan travel umroh tersebut terbukti melakukan investasi bodong dengan modus jamaah umroh. Banyak masyarakat yang tergiur dengan iming-iming paket umroh murah dan berakhir kecewa karena dana investasi mereka lenyap. Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam memilih investasi yang kita ikuti.
Dalam menghadapi bahaya investasi bodong, penting untuk meningkatkan literasi keuangan dan selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian. Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan investasi dan selalu lakukan penelitian menyeluruh sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Lebih baik melewatkan peluang investasi yang meragukan daripada menjadi korban investasi bodong yang berpotensi merugikan.